Jumat, 20 Juli 2012

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK MELALUI PERMAINAN KREATIF


A. Pengertian Anak Usia Dini

            Ada beragam pendapat tentang pengertian anak usia dini. Batasan tentang anak usia dini antara lain disampaikan oleh NAEYC (National Assosiatin for The Education of Young Children), yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child are home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD (mengutip Aisyiyah, dkk., 2010). Sedangkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2003). Sementara itu, UNESCO dengan persetujuan negara-negara anggotanya membagi jenjang pendidikan menjadi 7 jenjang yang disebut International Standard Classification of Education (ISDEC). Pada jenjang yang ditetapkan UNESCO tersebut, pendidikan anak usia dini termasuk pada level 0 atau jenjang prasekolah, yaitu untuk anak usia 3-5 tahun. Dalam implementasinya di beberapa negara, pendidikan usia dini menurut UNESCO ini tidak selalu sama, seperti jenjang usianya. Di beberapa negara ditemukan ada yang memulai pendidikan prasekolah ini lebih awal yaitu usia 2 tahun, dan beberapa negara lain mengakhirinya pada usia 6 tahun. Bahkan beberapa negara lainnya juga memasukkan pendidikan dasar dalam jenjang pendidikan anak usia dini. (Menurut Iskandar dalam Aisyiyah, dkk., 2010).

Karakteristik Perkembangan Sosial Anak Usia Taman Kanak-kanak


     Perkembangan sosial individual mengikuti suatu pola, yaitu urutan perilaku sosial yang teratur, di mana pola tersebut sama untuk setiap anak secara normal. Pada dasarnya semua anak menempuh tahapan sosialisasi. Kurangnya kesempatan anak untuk bergaul secara baik dengan orang lain dapat menghambat perkembangan sosialnya.

A.           KARAKTERISTIK DAN CIRI TINGKAH LAKU SOSIAL

Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri dalam setiap periodenya. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.

Karakteristik Perkembangan Emosi Anak Usia Taman Kanak-Kanak


              Emosi pada masa awal kanak-kanak sangat kuat. Pada fase ini merupakan saat ketidakseimbangan, di mana anak mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Menurut Hurlock (1978) perkembangan emosi ini mencolok pada anak usia 2,5 sampai 3,5 tahun, dan 5,5 sampai 6,5 tahun.

A.           CIRI UTAMA REAKSI EMOSI PADA ANAK
Seperti telah diuraikan di atas bahwa perkembangan emosi dipengaruhi oleh kematangan dan belajar maka hal ini dapat menyebabkan adanya perbedaan antara reaksi emosi anak dan orang dewasa. Adapun karakteristik reaksi emosi anak adalah sebagai berikut.

PERKEMBANGAN SOSIAL

A.           PENGERTIAN

Menurut Plato, Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon). Syamsudin mengungkapkan bahwa ”sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk sosial”, sedangkan menurut Loree ”sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu (terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain di dalam lingkungan sosialnya”.
Muhibin mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Adapun Hurlock mengutarakan bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. ”Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma, nilai atau harapan sosial”.

Kamis, 12 Juli 2012

menangis di perantauan

    Kemarin, sebelum aku berangkat ke solo lagi untuk keperluan yudisium dan rapat, ibuku sudah berpesan.
     "Ambar, kamu kan lagi libur semester. Kamu puasanya di rumah ya? Mumpung masuk kuliahnya habis lebaran. Nemenin mama lah. Mama masa puasanya sama adik kamu. Sahur dan buka sama adik kamu. Tahu sendiri kan adikmu itu kayak gimana. Sepi kalo cuma sama adikmu. Ya?" pesan ibu.

Followers

Follow Me on Twitter

pengunjung

free counters
 

Catatan Penaku | Copyright © 2011
Designed by Rinda's Templates | Picture by Wanpagu
Template by Blogger Platform