BAB I PERKEMBANGAN
EMOSI
A.
PENGERTIAN EMOSI
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat
berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam
“World Book Dictionary” emosi didefinisikan sebagai “berbagai perasaan yang
kuat”. Perasaan benci, takut,
marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah
gambaran dari emosi.
Syamsudin mengemukakan bahwa
”emosi merupakan suatu suasana yang komplekx yang muncul sebelum dan sesudah
terjadinya suatu peristiwa.
B.
MEKANISME EMOSI
Bagaimanakah proses terjadinya
emosi dalam diri seseorang? Lewis dan Rosenblum mengemukakan proses terjadinya
emosi melalui lima tahapan, yaitu:
1.
Elicitors,
yaitu adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa
Misalnya: ada peristiwa
kebakaran.
2.
Receptors,
yaitu aktivitasdi pusat sistem syaraf
Setelah indera menerima
rangsangan dari luar, dalam hal ini mata melihat peristiwa kebakaran maka mata
berfungsi sebagai indera penerima stimulus atau reseptor awal. Setelah mata
menerima stimulus, ia melanjutkan rangsangan tersebut ke otak sebagai pusat
sistem syaraf.
3.
State,
yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi.
Setelah rangsangan mencapai
otak maka otak menterjemahkan dan mengolah stimulus tersebut serta menyebarkan
kembali stimulus yang telah diterjemahkan tadi ke berbagai bagian tubuh lain
yang terkait sehingga terjadi perubahan fisiologis, seperti jantung berdetak
keras, tekanan darah naik, dll
4.
Expression,
yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat diamati, seperti pada wajah,
tubuh, suara, atau tindakan yang terdorong oleh perubahan fisiologis.
Contohnya: tubuh tegang, mulut terbuka, dan suara keras berteriak, dll.
5.
Experience,
yaitu persepsi dan interpretasi individu pada kondisi emosionalnya. Dengan
pengalaman individu dalam menterjemahkan dan merasakan perasaannya sebagai rasa
takut, stress, terkejut, dan ngeri.
Lebih lanjut Syamsudin
mengutarakan mekanisme emosi dalam rumusan yang lebih ringkas. Kelima komponen
tadi digambarkan ke dalam tiga variabel. Adapun ketiga variabel yang dimaksud
tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Variabel
Stimulus
Rangsangan yang menimbulkan
emosi disebut sebagai variabel stimulus. Terdapat peristiwa sebagai rangsangan
bermakna bagi individu yang diterima melalui panca indranya. Dalam hal ini
prosesnya sama dengan proses elicitors dalam contoh di atas.
2.
Variabel Organismik
Perubahan-perubahang
fisiologis yang terjadi saat mengalami emosi disebut sebagai variabel organik.
Setelah individu menerima rangsangan, proses selanjutnya adalah meneruskan
rangsangan tersebut ke pusat syaraf. Pusat syaraf meneruskan rangsangan yang
telah diolah ke seluruh tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan
fisiologis. Variabel organismik ini memiliki kesamaan dengan terjadinya proses receptors dan state.
3.
Variabel Respons
Pola sambutan ekspresif atas
terjadinya pengalaman emosi disebut sebagai variabel respons. Individu
merespons stimulus yang ia terima dengan cara mengekspresikannya melalui
perilaku ataupun bahasa tubuhnya. Variabel respons ini memiliki kesamaan dengan
proses expression.
C.
FUNGSI EMOSI
Setelah kita mengetahui apa dan bagaimana mekanisme
terjadinya emosi pada individu, selanjutnya kita akan membahas tentang fungsi
atau peranan emosi pada perkembangan anak. Fungsi dan peranan yang dimaksud
adalah sebagai berikut.
1.
Merupakan bentuk komunikasi
seingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain.
Contoh; anak yang merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya
dengan menangis. Menangis ini merupakanbentuk komunikasi anak dengan
lingkungannya pada saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk
bahasa verbal.
2.
Emosi berperan dalam
mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya,
antara lain sebagai berikut.
a
Tingkah laku emosi anak yang
ditampilkan merupakan sumber penilaian lingkungan sosial terhadap dirinya.
Penilaian lingkungan sosial ini akan menjadi dasar individu dalam menilai
dirinya sendiri. Contoh; jika seorang anak sering mengekspresikan
ketidaknyamannya dengan menangis, lingkungan sosialnya akan menilai ia sebagai
anak yang “cengeng”.
b
Emosi yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial anak melalui
reaksi-reaksi yang ditampilkan lingkungannya.
Melalui reaksi lingkungan sosial anak dapat belajar untuk membentuk
tingkah laku emosi yang dapat diterima lingkungannya. Jika anak melemparkan
mainannya saat marah, reaksi yang muncul dari lingkungannya adalah kurang
menyukai atau menolaknya.
c
Emosi dapat mempengaruhi iklim
psikologis lingkungan, Artinya jika ada yang ditampilkan dapat menentukan iklim
psikologis lingkungan. Artinya jika ada seorang
anak yang pemarah dalam suatu kelompok, maka dapat mempengaruhi kondisi
psikologis lingkungannya saat itu.
d Tingkah laku yang sama dan ditampilkan
secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan. Artinya jika seorang anak yang
ramah dan suka menolong merasa senang dengan perilakunya tersebut dan
lingkungan pun menyukainya maka anak akan melakukan perbuatan tersebut
berulang-ulang hingga akhirnya menjadi kebiasaan.
e Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat
menghambat atau mengganggu aktivitas motirik dan mental anak. Seorang anak yang
mengalami stress atau ketakutan menghadapi suatu situasi. Dapat menghambat anak
tersebut untuk melakukan aktivitas. Misalnya, seorang anak akan menolak bermain
finger painting karena takut akan mengotori bajunya dan dimarahi orang tua.
Aktivitas finger panting ini sangat baik untuk melatih motorik halus dan indra
perabaannya.
D.
JENIS EMOSI
1.
Gembira
Setiap orang pada berbagai
usia mengenal perasaan yang menyenangkan. Pada umumnya perasaan gembira dan
senang diekspresikan dengan tersenyum, atau tertawa. Dengan perasaan
menyenangkan seseorang dapat merasakan cinta, dan kepercayaan diri.
2.
Marah
Emosi marah terjadi pada saat
individu merasa dihambat, frustasi karena tidak mencapai yang diinginkan,
dicerca orang, diganggu atau dihadapkan pada suatu tuntutan yang berlawanan
dengan keinginannya. Perasaan marah ini membuat orang seperti ingin menyerang
”musuhnya”. Kemarahan membuat individu sangat bertenaga dan impulsif , ia
membuat kencang dan wajah merah.
3.
Takut
Perasaan takut merupakan
bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya. Menurut Helen Ross perasaan takut
adalah suatu perasaan yang hakiki dan erat hubungannya dengan upaya
mempertahankan diri. Perasaan takut ditandai oleh perubahan fisiologis, seperti
mata melebar, berhati-hati, berhenti bergerak, badan gemetar, menangis,
bersembunyi, melarikan diri atau berlindung di belakang punggung oranglain.
4.
Sedih
Dalam kehidupan individu akan
merasa sedih pada saat ia berpisah dari yang lain, terutama berpisah dengan
orang-orang yang dicintainya. Perasaan terasing, ditinggalkan, ditolak, atau
tidak diperhatikan dapt membuat individu bersedih. Stewart at all mengungkapkan
bahwa ekspresi kesedihan individu biasanya ditandai dengan alis dan kening
mengkerut ke atas dan mendalam, kelopak mata ditarik ke atas, ujung mulut
ditarik ke bawah, serta dagu diangkat pada pusat bibir bagian bawah.
Dari keempat emosi dasar ini
dapt berkembang menjadi berbagai macam emosi, yang diklasifikasikan ke dalam
kelompok emosi positif dan emosi negatif.
Emosi positif
|
Emosi Negatif
|
§ Eagerness (rela)
§ Humour (lucu)
§ Joy (kegembiraan)
§ Pleasure (kesenangan)
§ Curiosity (rasa ingin tahu)
§ Happiness(kebahagiaan)
§ Delight (kesukaan)
§ Love (rasa cinta)
§ Excitement (ketertarikan)
|
§ Impatience (tidak sabar)
§ Uncertainty (kebimbangan)
§ Anger (marah)
§ Suspicion (kecurigaan)
§ Anxiety (rasa cemas)
§ Guilt (rasa bersalah)
§ Jelousy (rasa cemburu)
§ Annoyance (rasa jengkel)
§ Fear (rasa takut)
§ Depression (depresi)
§ Sadness (Kesedihan)
§ Hate (rasa benci)
|
Kita dapat merasakan
emosi-emosi ini dengan kuat dan dapat diperlihatkan dalam berbagai tampilan
fisik. Misalnya jika merasa bahagia maka kita dapat tertawa keras dan lepas,
atau jika merasa takut maka kita akan berteriak. Proses pengekspresian emosi
ini memang dipengaruhi oleh lingkungannya. Adakalanya suatu lingkungn yang
menerima anggotanya jika tertawa terbahak-bahak, namun adapula lingkungan yang
menolak.
E.
TUGAS PERKEMBANGAN EMOSI
Tugas perkembangan sosial emosional
anak berusia 3-5 tahun adalah sebagai berikut:
1.
Anak
usia 3 tahun diharapkan dapat:
§ Memilih teman bermain
§ Memulai interaksi sosial dengan anak lain
§ Berbagi mainan, bahan ajar atau makanan
2.
Anak
usia 3 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
§ Menunggu atau menunda keinginan selama 5
menit
§ Menikmati kedekatan sementara dengan salah
satu teman bermain
3.
Anak
usia 4 tahun diharapkan dapat:
§ Menunjukkan kebanggan terhadap
keberhasilan
§ Membuat sesuatu karena imajinasi yang
dominan
4.
Anak
usia 4 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
§ Menunjukkan rasa percaya diri
§ Menceritakan kejadian yang baru berlalu
§ Lebih disukai ditemani teman sebaya
dibanding orang dewasa
§ Menggunakan barang milik orang dengan
hati-hati
5.
Anak
usia 5 tahun diharapkan dapat:
§ Memiliki beberapa kawan, mungkin satu
sahabat
§ Memuji, memberi semangat, atau menolong
anak lain
6.
Anak
usia 5 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
§ Mencari kemandirian lebih banyak
§ Sering kali puas, menikmati berhubungan
dengan anak lain meski pada saat krisis muncul
§ Berteman secara mandiri.