Selasa, 27 Maret 2012

Perkembangan Emosi Anak Usia Dini

BAB I PERKEMBANGAN EMOSI


A.           PENGERTIAN EMOSI
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam “World Book Dictionary” emosi didefinisikan sebagai “berbagai perasaan yang kuat”. Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi.
Syamsudin mengemukakan bahwa ”emosi merupakan suatu suasana yang komplekx yang muncul sebelum dan sesudah terjadinya suatu peristiwa.



B.           MEKANISME EMOSI
Bagaimanakah proses terjadinya emosi dalam diri seseorang? Lewis dan Rosenblum mengemukakan proses terjadinya emosi melalui lima tahapan, yaitu:
  1.           Elicitors, yaitu adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa
Misalnya: ada peristiwa kebakaran.
  2.           Receptors, yaitu aktivitasdi pusat sistem syaraf
Setelah indera menerima rangsangan dari luar, dalam hal ini mata melihat peristiwa kebakaran maka mata berfungsi sebagai indera penerima stimulus atau reseptor awal. Setelah mata menerima stimulus, ia melanjutkan rangsangan tersebut ke otak sebagai pusat sistem syaraf.
  3.           State, yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi.
Setelah rangsangan mencapai otak maka otak menterjemahkan dan mengolah stimulus tersebut serta menyebarkan kembali stimulus yang telah diterjemahkan tadi ke berbagai bagian tubuh lain yang terkait sehingga terjadi perubahan fisiologis, seperti jantung berdetak keras, tekanan darah naik, dll
  4.           Expression, yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat diamati, seperti pada wajah, tubuh, suara, atau tindakan yang terdorong oleh perubahan fisiologis. Contohnya: tubuh tegang, mulut terbuka, dan suara keras berteriak, dll.

  5.           Experience, yaitu persepsi dan interpretasi individu pada kondisi emosionalnya. Dengan pengalaman individu dalam menterjemahkan dan merasakan perasaannya sebagai rasa takut, stress, terkejut, dan ngeri.

Lebih lanjut Syamsudin mengutarakan mekanisme emosi dalam rumusan yang lebih ringkas. Kelima komponen tadi digambarkan ke dalam tiga variabel. Adapun ketiga variabel yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut.
  1.           Variabel Stimulus
Rangsangan yang menimbulkan emosi disebut sebagai variabel stimulus. Terdapat peristiwa sebagai rangsangan bermakna bagi individu yang diterima melalui panca indranya. Dalam hal ini prosesnya sama dengan proses elicitors dalam contoh di atas.

  2.           Variabel Organismik
Perubahan-perubahang fisiologis yang terjadi saat mengalami emosi disebut sebagai variabel organik. Setelah individu menerima rangsangan, proses selanjutnya adalah meneruskan rangsangan tersebut ke pusat syaraf. Pusat syaraf meneruskan rangsangan yang telah diolah ke seluruh tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan fisiologis. Variabel organismik ini memiliki kesamaan dengan terjadinya proses receptors dan state.

  3.           Variabel Respons
Pola sambutan ekspresif atas terjadinya pengalaman emosi disebut sebagai variabel respons. Individu merespons stimulus yang ia terima dengan cara mengekspresikannya melalui perilaku ataupun bahasa tubuhnya. Variabel respons ini memiliki kesamaan dengan proses expression.

C.           FUNGSI EMOSI
Setelah kita mengetahui apa dan bagaimana mekanisme terjadinya emosi pada individu, selanjutnya kita akan membahas tentang fungsi atau peranan emosi pada perkembangan anak. Fungsi dan peranan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
  1.           Merupakan bentuk komunikasi seingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Contoh; anak yang merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya dengan menangis. Menangis ini merupakanbentuk komunikasi anak dengan lingkungannya pada saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal.
  2.           Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya, antara lain sebagai berikut.
a       Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan merupakan sumber penilaian lingkungan sosial terhadap dirinya. Penilaian lingkungan sosial ini akan menjadi dasar individu dalam menilai dirinya sendiri. Contoh; jika seorang anak sering mengekspresikan ketidaknyamannya dengan menangis, lingkungan sosialnya akan menilai ia sebagai anak yang “cengeng”.
b      Emosi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial anak melalui reaksi-reaksi yang ditampilkan lingkungannya.  Melalui reaksi lingkungan sosial anak dapat belajar untuk membentuk tingkah laku emosi yang dapat diterima lingkungannya. Jika anak melemparkan mainannya saat marah, reaksi yang muncul dari lingkungannya adalah kurang menyukai atau menolaknya.
c       Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan, Artinya jika ada yang ditampilkan dapat menentukan iklim psikologis lingkungan. Artinya jika ada seorang  anak yang pemarah dalam suatu kelompok, maka dapat mempengaruhi kondisi psikologis lingkungannya saat itu.
d      Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan. Artinya jika seorang anak yang ramah dan suka menolong merasa senang dengan perilakunya tersebut dan lingkungan pun menyukainya maka anak akan melakukan perbuatan tersebut berulang-ulang hingga akhirnya menjadi kebiasaan.
e       Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktivitas motirik dan mental anak. Seorang anak yang mengalami stress atau ketakutan menghadapi suatu situasi. Dapat menghambat anak tersebut untuk melakukan aktivitas. Misalnya, seorang anak akan menolak bermain finger painting karena takut akan mengotori bajunya dan dimarahi orang tua. Aktivitas finger panting ini sangat baik untuk melatih motorik halus dan indra perabaannya.

D.           JENIS EMOSI

  1.           Gembira
Setiap orang pada berbagai usia mengenal perasaan yang menyenangkan. Pada umumnya perasaan gembira dan senang diekspresikan dengan tersenyum, atau tertawa. Dengan perasaan menyenangkan seseorang dapat merasakan cinta, dan kepercayaan diri.

  2.           Marah
Emosi marah terjadi pada saat individu merasa dihambat, frustasi karena tidak mencapai yang diinginkan, dicerca orang, diganggu atau dihadapkan pada suatu tuntutan yang berlawanan dengan keinginannya. Perasaan marah ini membuat orang seperti ingin menyerang ”musuhnya”. Kemarahan membuat individu sangat bertenaga dan impulsif , ia membuat kencang dan wajah merah.

  3.           Takut
Perasaan takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya. Menurut Helen Ross perasaan takut adalah suatu perasaan yang hakiki dan erat hubungannya dengan upaya mempertahankan diri. Perasaan takut ditandai oleh perubahan fisiologis, seperti mata melebar, berhati-hati, berhenti bergerak, badan gemetar, menangis, bersembunyi, melarikan diri atau berlindung di belakang punggung oranglain.
  4.           Sedih
Dalam kehidupan individu akan merasa sedih pada saat ia berpisah dari yang lain, terutama berpisah dengan orang-orang yang dicintainya. Perasaan terasing, ditinggalkan, ditolak, atau tidak diperhatikan dapt membuat individu bersedih. Stewart at all mengungkapkan bahwa ekspresi kesedihan individu biasanya ditandai dengan alis dan kening mengkerut ke atas dan mendalam, kelopak mata ditarik ke atas, ujung mulut ditarik ke bawah, serta dagu diangkat pada pusat bibir bagian bawah.
Dari keempat emosi dasar ini dapt berkembang menjadi berbagai macam emosi, yang diklasifikasikan ke dalam kelompok emosi positif dan emosi negatif.
Emosi positif
Emosi Negatif
§  Eagerness (rela)
§  Humour (lucu)
§  Joy (kegembiraan)
§  Pleasure (kesenangan)
§  Curiosity (rasa ingin tahu)
§  Happiness(kebahagiaan)
§  Delight (kesukaan)
§  Love (rasa cinta)
§  Excitement (ketertarikan)
§  Impatience (tidak sabar)
§  Uncertainty (kebimbangan)
§  Anger (marah)
§  Suspicion (kecurigaan)
§  Anxiety (rasa cemas)
§  Guilt (rasa bersalah)
§  Jelousy (rasa cemburu)
§  Annoyance (rasa jengkel)
§  Fear (rasa takut)
§  Depression (depresi)
§  Sadness (Kesedihan)
§  Hate (rasa benci)

Kita dapat merasakan emosi-emosi ini dengan kuat dan dapat diperlihatkan dalam berbagai tampilan fisik. Misalnya jika merasa bahagia maka kita dapat tertawa keras dan lepas, atau jika merasa takut maka kita akan berteriak. Proses pengekspresian emosi ini memang dipengaruhi oleh lingkungannya. Adakalanya suatu lingkungn yang menerima anggotanya jika tertawa terbahak-bahak, namun adapula lingkungan yang menolak.

E.           TUGAS PERKEMBANGAN EMOSI

Tugas perkembangan sosial emosional anak berusia 3-5 tahun adalah sebagai berikut:
  1.           Anak usia 3 tahun diharapkan dapat:
§  Memilih teman bermain
§  Memulai interaksi sosial dengan anak lain
§  Berbagi mainan, bahan ajar atau makanan
  2.           Anak usia 3 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
§  Menunggu atau menunda keinginan selama 5 menit
§  Menikmati kedekatan sementara dengan salah satu teman bermain
  3.           Anak usia 4 tahun diharapkan dapat:
§  Menunjukkan kebanggan terhadap keberhasilan
§  Membuat sesuatu karena imajinasi yang dominan
  4.           Anak usia 4 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
§  Menunjukkan rasa percaya diri
§  Menceritakan kejadian yang baru berlalu
§  Lebih disukai ditemani teman sebaya dibanding orang dewasa
§  Menggunakan barang milik orang dengan hati-hati
  5.           Anak usia 5 tahun diharapkan dapat:
§  Memiliki beberapa kawan, mungkin satu sahabat
§  Memuji, memberi semangat, atau menolong anak lain
  6.           Anak usia 5 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
§  Mencari kemandirian lebih banyak
§  Sering kali puas, menikmati berhubungan dengan anak lain meski pada saat krisis muncul
§  Berteman secara mandiri.

Followers

Follow Me on Twitter

pengunjung

free counters
 

Catatan Penaku | Copyright © 2011
Designed by Rinda's Templates | Picture by Wanpagu
Template by Blogger Platform