Selasa, 02 Juli 2013

MENGELOLA USAHA KANTIN KEJUJURAN DI SEKOLAH



MENGELOLA KANTIN KEJUJURAN DI SEKOLAH

Definisi Kantin Kejujuran
Sudah seharusnya dalam pendidikan di sekolah tidak hanya ditunjukan dengan adanya penyaluran pengetahuan dari pendidik ke peserta didik. Tetapi sekolah juga berfungsi untuk menanamkan pendidikan berkarakter kepada peserta didiknya. Seperti yang telah dicantumkan dalam pasal 3 Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”. Dari pasal tersebut kemudian dijabarkan karakter positif yang perlu diajarkan di sekolah diantaranya, religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta damai.

Pendidikan karakter terasa begitu penting untuk ditanamkan pada peserta didik sejak dini sebagai bekal untuk mengembangkan potensinya dalam kehidupan bermasyarakat. Pada umumnya, proses pendidikan yang terjadi di Indonesia cenderung menonjolkan kecerdasan berpikir peserta didik daripada kecerdasan moral dan sosial emosional. Hasil dari pendidikan tersebut yaitu melahirkan manusia yang cerdas secara akademik namun memiliki kelemahan dalam karakternya. Maka dari itu, untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional tersebut, sudah sewajarnya apabila dari pihak sekolah menanamkan pendidikan karakter dalam proses pembelajarannya. Selain itu, sekolah juga dapat mengadakan kegiatan dan menyediakan wadah sebagai sarana untuk menanamkan pendidikan karakter. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan didirikannya kantin kejujuran.
Kantin kejujuran adalah sarana untuk membangun karakter jujur pada diri peserta didik khususnya dan seluruh warga sekolah. Dalam kantin kejujuran, proses pembelian, pengambilan barang dan pembayaran adalah bertransaksi dengan hati nuraninya sendiri. Sehingga tidak ada pengawasan dari pihak lain kecuali dirinya sendiri. Dengan adanya kantin kejujuran inilah diharapkan pendidikan karakter dapat terbentuk pada setiap peserta didik.

Manfaat Kantin Kejujuran
            Selain bermanfaat sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai karakter terutama kejujuran, kantin kejujuran juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan dari warga sekolah khususnya peserta didik. Mengapa? Jika dalam kantin kejujuran menyediakan makanan yang sehat, bersih, enak dan harga terjangkau akan menarik peserta didik untuk membelinya. Secara tidak langsung, melalui produk yang dijual di kantin kejujuran dapat mengajak anak untuk pandai dalam memilih makanan yang sehat dan bersih. Hal ini akan berdampak pada jangka panjangnya yaitu terciptanya lingkungan sekolah yang sehat.
            Dengan adanya kantin kejujuran, dapat mengurangi jumlah peserta didik yang sering jajan di luar sekolah yang belum tentu sehat. Selain itu, memudahkan peserta didik untuk memenuhi kebutuhannya karena lokasi kantin kejujuran yang tidak jauh dan masih berada di dalam lingkungan sekolah. Dengan kata lain, kantin kejujuran bermanfaat juga untuk mengurangi resiko kecelakaan yang sebelumnya peserta didik lebih sering untuk jajan di luar sekolah dan resikonya akan lebih besar jika letak sekolah berada di daerah perkotaan atau di tempat yang ramai yang sering dilalui oleh kendaraan. Sehingga dapat terciptanya lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi seluruh warga sekolah.

Produk-produk yang Dapat Dijual di Kantin Kejujuran
            Produk yang dapat dijual di kantin kejujuran disesuaikan dengan sasarannya. Jika sasarannya adalah peserta didik, maka produk yang dapat dijual sesuai dengan kebutuhan dari peserta didik dan tentunya harga yang dijual sesuai dengan uang saku mereka. Misalnya kebutuhan alat tulis sekolah serta jajanan dan minuman. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pihak sekolah dapat memanfaatkan adanya kantin kejujuran tersebut untuk menjual makanan dan minuman yang sehat dan bersih. Sehingga dapat menanamkan pada peserta didik untuk menerapkan pola hidup yang sehat.
            Hal yang perlu digaris bawahi di sini adalah, produk yang berupa makanan dan minuman tersebut perlu diperhatikan bahan-bahan pembuatnya apa saja. Apakah dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang sehat, bersih, tanpa bahan pengawet, pemanis buatan, pewarna buatan? Dalam hal ini, peran pihak sekolah sangatlah penting. Pihak sekolah misalnya pendidik perlu melakukan observasi terlebih dahulu dan pemeriksaan secara berkala untuk mengamati proses pembuatan makanan dan minuman tersebut agar tetap terjamin kesehatan dan kebersihannya.

Lokasi
            Kantin kejujuran hendaknya berada di lokasi yang mudah terpantau, misalnya di koridor kelas atau di dekat kantor pendidik. Walaupun secara teknis, kantin kejujuran menerapkan proses pembelian, pengambilan barang dan pembayaran yang bertransaksi dengan hati nuraninya sendiri, tetapi pihak sekolah juga harus tetap melakukan pengawasan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan misalnya pencurian. Maka dari itu, pihak sekolah perlu memerika keuangan untuk memantau jumlah pemasukan setiap harinya. Dari sini dapat diketahui tingkat kejujuran dari peserta didik.
            Sedangkan untuk tempat pembayaran, pihak sekolah dapat menyediakan 2 buah kotak uang. Satu kotak uang untuk tempat uang pembayaran yang dibuat tertutup untuk menghindari adanya pencurian uang. Kotak lainnya digunakan sebagai uang kembalian yang dibuat terbuka dan berisi uang receh.


Kesimpulan
Secara umum, pada sekolah-sekolah yang mampu mempertahankan keberadaan kantin menunjukkan adanya keberhasilan misi dari pendidikan kejujuran yang diharapkan dapat dipraktikkan oleh peserta didik. Hal ini ditunjang oleh iklim kondusif yang telah ada dan terus dipertahankan oleh pihak sekolah. Iklim yang kondusif ini sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan kebijakan yang merupakan wujud dari visi masing-masing sekolah. Lewat visi dan misinya, sekolah berusaha menanamkan nilai-nilai karakter yang kuat kepada peserta didiknya. Nilai-nilai kejujuran pada diri sendiri, pada orang lain dan pada amanah yang diberikan merupakan karakter yang dicoba untuk dibangun, termasuk juga sikap saling percaya.
Keberhasilan pendidikan karakter dapat dilihat dari perilaku peserta didik yang tidak pernah berbuat macam-macam, seperti membuang sampah sembarangan, perilaku tidak disiplin, melanggar tata tertib sekolah, atau perilaku lainnya yang bersifat negatif. Kendala seperti ketidakjujuran peserta didik dalam bertransaksi di kantin kejujuran dapat ditemui, hal ini menyebabkan sebagian sekolah menutup kantin kejujuran. Pada sekolah-sekolah yang masih mempertahankan keberadaan kantin, upaya sosialisasi dan penanaman nilai dalam proses pembelajaran merupakan usaha yang terus-menerus perlu dilakukan pada para peserta didik, hal ini dilakukan karena pendidikan kejujuran merupakan suatu proses yang memang harus dilakukan untuk penanaman pendidikan berbasis karakter. Dan selama proses tersebut diperlukan waktu yang tidak sedikit serta dukungan dari berbagai pihak seperti pendidik, peserta didik, komite sekolah, orang tua/wali peserta didik serta instansi pendidikan yang ada di pemerintah pusat maupun di pemerintah daerah.

Tidak ada komentar:


Followers

Follow Me on Twitter

pengunjung

free counters
 

Catatan Penaku | Copyright © 2011
Designed by Rinda's Templates | Picture by Wanpagu
Template by Blogger Platform