Membunuh rasa egois itu berat. Walaupun
sudah diusahakan, tetapi tetap terasa berat. Berat sekali bagi diriku ini untuk
menerima pemimpin baru dalam keluargaku. –ayah-. Berat sekali aku menerima
pengganti sosok ayah dalam hidupku. Ayahku yang 3 tahun lalu telah menghadap
Allah SWT terlebih dahulu. Beraaat sekali..
walaupun aku berusaha untuk membunuh perasaan itu. Walaupun pada kenyataannya,
aku menerima seorang pendamping baru buat ibuku, tetapi pada dasarnya, aku benar-benar
terpaksa menerimanya. Jauh di lubuk hati yang terdalam, aku masih belum
menerima hadirnya itu. Aku yang begitu mencintai ayahku, masih merasa berat
ketika seseorang menggantikan posisinya itu. Ayahku tak akan pernah
tergantikan. Tak akan pernah bisa.
Tapi, bagaimanapun juga, aku harus
tetap melakukannya untuk masa depan ibu dan adikku. Rasa cintaku pada ibu dan
adik yang begitu besar, terpaksa harus bisa mengalahkan rasa egoisku ini. Aku ingin
kebahagiaan mereka. Karena aku tahu, ibu dan adikku merindukan sosok pemimpin
dalam keluarga kami. Terutama bagi adikku, dia yang masih duduk di bangku SMA,
dia lebih membutuhkan sosok ayah, sosok pemimpin laki-laki yang dapat menjaga
dan membimbingnya mengarungi arus hidup ini.
Karena aku ingin menjadi bagian dari
umat perindu Rasulullah. Karena Rasulullah pun pernah bersabda :
Dari Abu Abdulrahman, Abdullah bin Mas’ud,
ia menceritakan: Aku pernah bertanya pada Rasulullah, tentang prbuatan apakah
yang paling dicintai Allah? Jawab beliau : “yaitu shalat pada waktunya”. Aku
bertanya lagi: Kemudian apa lagi? Jawab beliau: “berbuat baik kepada orang
tua”. Aku bertanya lagi: Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: “Jihat
fisabilillah”. (
HR. Bukhori dan Muslim)
“Abu Hurairoh juga meriwayatkan, bahwa ada
seorang lelaki menghadap Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Untuk
menayakan siapakah orang yang lebih patut dilakukan persahabatan dengan baik?
Maka jawab Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. Ibumu. Kemudian ia pun
bertanya lagi : lalu siapa lagi? Jawab beliau tetap : Ibumu. Lalu ia bertanya
lagi: Lalu siapa lagi: Maka kali ini jawab beliau: Ayahmu” ( HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu
pentingnya berbakti kepada kedua orang tua, terutama kepada ibu. Aku ingat
sabda Rasulullah tersebut. Semoga pesan tersebut yang dapat selalu menguatkan
diriku ini untuk tetap berbakti kepada ibu, karena beliau lah satu-satunya
orang tuaku yang masih hidup.
Ya Allah, kuatkanlah hamba-MU ini
untuk menghadapi ujian ini.
Ya Allah, aku yakin, ENGKAU yang
paling memahami keadaan diriku ini, apa yg KAU pilih, pasti itu baik untukku
walaupun aku tak mengharapkannya. Karena apa yang kita inginkan belum tentu
baik untuk kita, sedangkan apa yang tidak kita inginkan justru baik untuk kita.
Aku yakin itu, ya Allah..
Ya Allah, jadikanlah kehadirannya
baik untuk masa depan keluarga kami. Baik dalam agama, baik dalam menuntun masa
depan kehidupan kami, yang menerima keadaan kami apa adanya..
Ya Allah, aku ingat firman-MU “Dan
Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua orang tuanya,
(terutama kepada ibunya), karena ibunyalah yang mengandungnya dengan berbagai
susah payah, dan menyapihnya dalam (umur) dua tahun. Oleh karena itu hendaklah
kamu bersyukur kepada Ku (hai manusia) dan juga kepada Kedua orang
tuamu.” ( QS. Luqman 14 ). Ingatkanlah hamba-MU ini selalu ya Allah,
untuk selalu mengingat perintah-MU untuk berbakti kepada orang tua terutama kepada
ibu. Karena aku ingin termasuk dalam golongan umat-MU yang senantiasa
bertawakal, senantiasa menjalankan perintah-perintahMU..
Bismillaahirrohmaanirrokhiim..
Dengan mengucap basmallah,
kutekadkan diri, kukuatkan hati ini untuk melangkah, menuju kehidupan baru,
bersama pemimpin keluargaku yang baru. Aamiin….
Menuju 31 Agustus 2013,
Menuju perubahan baru...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar